

Sebagaimana disampaikan William James (1864-1929) dalam bukunya Human Nature and the Social Order, bahwa self terbagi ke dalam dua bagian, yaitu :
Self sebagai agen yang melakukan pengamatan, menggambarkan tentang “I” atau pelaku yang mengamati atau merasakan, sifatnya aktif dan disadari.
Self sebagai obyek yang dapat diamati, menggambarkan tentang “me” atau apa yang dimilikinya. “me” merupakan refleksi dari lingkungan disekitarnya.
a. Unsur Self : material atau phsycal self, spiritual self, social selves
b. Emosi : self complaining, self dissatisfaction
c. Aksi : self preservation, self seeking atau enchanment.
Disini saya akan memberikan contoh kasus mengenai kewajiban seorang perempuan muslim dimata agama Islam. Secara garis keturunan, perempuan ini adalah keturunan dari keluarga muslim, dia menggunakan orang tua sebagai locate nya. Oleh karena itu hingga dewasa dia memeluk agama Islam. Dalam Islam, ada beberapa kewajiban yang harus dijalani bagi seorang perempuan, salah satunya menutupi aurat pada masa akhil balighnya yakni dengan menggunakan jilbab. Status dan peran ini merupakan bagian dari Social selves.
Jilbab merupakan penutup bagian kepala terutama menutupi rambut yang digunakan oleh para perempuan muslim. Jilbab biasanya digunakan beserta pakaian yang serba tertutup, hal ini dimaksudkan untuk menutupi auratnya. Penampilan muslimah ini merupakan bagian dari material atau phsycal self. Perempuan yang menggunakan jilbab tersebut sebelumnya sudah mengalami berbagai pengalaman yakni melalui pendidikan formal (sekolah, pesantren) maupun non formal (keluarga) mengenai pendidikan agama Islam. Selain itu, perempuan ini sebenarnya memiliki rasa takut yang berlebih setiap melihat gerombolan laki-laki dihadapannya, rasa takut itu dipicu dari pemberitaan mengenai banyaknya aksi pemerkosaan yang terjadi. Perempuan ini juga sering melihat bahwa perempuan yang tidak menggunakan jilbab terutama yang berpakaian minim lebih sering diganggu oleh laki-laki, dibandingkan dengan perempuan berjilbab. Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan bagian dari Spiritual self.
Dalam hal emosi, perempuan ini sebenarnya merasa bangga bisa menggunakan jilbab karena merasa sudah menjadi seorang muslimah seutuhnya (self complaining). Namun, akhir-akhir ini ketika marak berita mengenai NII (Negara Islam Indonesia) yang melancarkan aksinya dengan cara “Brain wash” membuatnya merasa tidak nyaman. Hal itu dikarenakan seseorang yang menggunakan jilbab diidentikkan sebagai anggota NII. Sehingga orang tua dari teman-temannya mewaspadai dia bahkan ada orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya bergaul dengan dia. Padahal perempuan ini hanya menjalankan perannya sebagai seorang muslimah, namun dilingkungan sosialnya dia dijauhi. Rasa tidak percaya diri dan rendah dirinya tersebut merupakan bagian dari Self dissatisfaction.
Namun, pada aksinya dia tetap mempertahankan Jilbab tersebut dengan tidak menghiraukan cemoohan-cemoohan orang lain yang menganggap dirinya anggota NII. Karena dia merasa ini adalah cobaan yang diberikan Tuhan kepadanya dalam menguji keyakinan dia untuk menggunakan jilbab. (Self preservation).
Jadi, antara aspek-aspek tersebut ternyata tidak selamanya berjalan dengan mulus, namun kadang sering terjadi konflik. Seperti yang dicontohkan diatas adalah konflik antara peran dengan emosi. Aspek-aspek diatas merupakan bagian dari “me” dan apabila direfleksikan kepada “I” maka menjadi: “Perempuan itu menggunakan kerudungnya setiap hari kemanapun dia pergi”. Karena ini bersifat aktif dan disadari.
No comments:
Post a Comment