![]() |
Penolakan Terhadap Perusahaan Migas Asing
Foto : Eko Rio Wibowo
|
Penyebab kenaikan harga BBM ini, bukan sekedar ketidakbecusan pemerintah dalam mengelola sumber migas yang ada di Indonesia.
Faktor penyebab utamanya adalah adanya praktek monopoli pengelola migas. Data BP-Migas mengungkap, dari Lima perusahaan Migas terbesar di Indonesia, empat diantaranya adalah milik asing. Tentu itu semua 'Pemain Migas Dunia' itu bakal tergiur untuk main di sektor hilir, mengingat keuntunga yang berlipat ganda.
Faktor penyebab utamanya adalah adanya praktek monopoli pengelola migas. Data BP-Migas mengungkap, dari Lima perusahaan Migas terbesar di Indonesia, empat diantaranya adalah milik asing. Tentu itu semua 'Pemain Migas Dunia' itu bakal tergiur untuk main di sektor hilir, mengingat keuntunga yang berlipat ganda.
![]() |
Gambar : galerisaham.com
|
Bahkan gembar-gembor penghematan anggran sesungguhnya hanyalah sebuah KEBOHONGAN besar, karena faktanya selain korupsi, rezim SBY pandai menghamburkan uang rakyat demi keuntungan keroninya semata. Mulai dari renovasi Istaa Kepresidenan Rp. 10,6 M, Pengembangan gedung Setneg Rp. 41,3 M, pengembangan rumah negaraRp. 14,7 M, perawatan gedung DPR senilai Rp. 500 M, Renovasi ruang rapat banggar DPR dan toilet DPR Rp. 20,3 M dan Rp. 1,3 M, bahkan untuk parkiran saja membutuhkan biaya Rp. 3 M, serta pengadaan mesin Fotocopy di gedung Parlemen Rp. 4 M, yangterakhir dan kita semua ingat betul adalah harga pesawat Kepresidenansenilai Rp. 525 Miliar.
Dalam keadaan seperti ini, tentu rakyat akan semakan paham bahwa SBY dan Kroninya memperoleh keuntungan yang besar, sekalipun berada di tengah- tengah kemiskinan dan penderitaan rakyat. Karena Rezim menjual segala kekayaan Indonesia untuk mendapatkan limpahan receh dan keuntungan yang diberikan oleh tuan Imperialisnya, melalui share profit, kontrak karya dan berbagai kemitraan dalam pertambangan minyak di Indonesia.
Maka sudah sangat jelas bahwa pemerintah menggunakan kekuatannya untuk mengabdi pada tuan- tuan capital monopoli asing (Imperialis), bukan untuk kesejahteraan rakyat. Sangat jelas, kenaian harga BBM tidak memberikan keuntungan sedikit pun bagi rakyat kecuali kelas- kelas penghisap. Krisis yang berwatak kronis di negeri setengah jajahan dan setengah feodal seperti Indonesia akan semakin parah dan berdampak semakin terhisapnya rakyat, peningkatan tindasan politik dan fasisme, serta meningkatnya kemiskinan. Beban krisis yang di tanggung rakyat hakekatnya berlipat ganda karena harus menanggung beban penyelesaian krisis yang melanda negeri- negeri imperialis.
![]() |
Mahasiswa mengacungkan jari tengah
Foto : Eko Rio Wibowo
|
1. Tolak kenaikan harga BBM
2. Tolak monopoli perusahaan migas asing
3. Turunkan harga kebutuhan pokok rakyat
4. Naikan upah buruh
5. Laksanakan reforma agraria sejati
Bandung, 29 Maret 2012
(Aljabar)
Tags : KASBI, Aliansi SBSP Cimahi, AGRA, Seruni, Baraya Tani, CGM Garut, Aliansi Utara Garut, Walhi Jabar, LBH Bandung, KAMMI, FMN, GMNI LK, PSDK, UKSK, SHI, SNMI Cianjur, Komunitas Punk Skinhead, FKGH, FSPM, Kumala, Elsak, Forum Mahasiswa Jabar, GMKI LK, CODE Institute, Karang Taruna Mahmud
No comments:
Post a Comment