Usaha pertambangan adalah salah satu kegiatan yang berkemampuan besar mengubah nilai dan mutu lingkungan. Namun sangat disayangkan banyak pengelola dan pengusaha tambang yang belum sepenuhnya menerapkan dan melaksanakan aspek pembangunan yang berkelanjutan, yaitu dengan kegiatan usaha pertambangan yang ramah lingkungan. Terutama para penambang rakyat yang demi sesuap nasi mereka melakukan penggalian batu gamping tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan. Ada dua faktor yang menyebabkan keadaan tersebut terus berlanjut, yakni unsur tuntutan atau desakan ekonomi, dan unsur ketidaktahuan serta ketidakpedulian.
Sebagai bahan galian, batu gamping mempunyai aneka manfaat. Dalam skala kecil, penduduk di kawasan karst menggali bukit guna mendapatkan bongkahan batu gamping untuk keperluan fondasi atau bahan pengeras jalan. Selain itu dapat digunakan pula untuk bahan bangunan, pembuatan semen, pembuatan karbid, bahan pemutih, bahan keramik dan lain sebagainya.
Aspek Pariwisata
Bentangan alam kawasan karst menawarkan keindahan, keunikan dan kelangkaan yang mempunya nilai jual tinggi sehingga dapat dimanfaatkan oleh sektor pariwisata. Gua merupakan salah satu fenomena yang paling diminati bagi wisatawan karena memiliki tantangan tersendiri untuk dimasuki, ditelusuri dan dieksplorasi. Di dalam mengembangkan kawasan karst dan gua sebagai tujuan wisata dibutuhkan inventarisasi, identifikasi dan perencanaan matang yang bersifat inter- serta multidisiplin, lintas sektoral dan terpadu. Perencanaan yang demikian berkaitan dengan sifat kawasan karst yang memiliki daya dukung rendah sehingga mudah rusak dan terbarui dalam kurun waktu yang sangat lama. Oleh sebab itu, keseimbangan yang dinamis antara sisi estetika dengan sisi pelestarian lingkungan perlu senantiasa dijaga dan dipertahankan.
Aspek Pengelolaan Air
Sebagai bahan galian, batu gamping mempunyai aneka manfaat. Dalam skala kecil, penduduk di kawasan karst menggali bukit guna mendapatkan bongkahan batu gamping untuk keperluan fondasi atau bahan pengeras jalan. Selain itu dapat digunakan pula untuk bahan bangunan, pembuatan semen, pembuatan karbid, bahan pemutih, bahan keramik dan lain sebagainya.
Aspek Pariwisata
Bentangan alam kawasan karst menawarkan keindahan, keunikan dan kelangkaan yang mempunya nilai jual tinggi sehingga dapat dimanfaatkan oleh sektor pariwisata. Gua merupakan salah satu fenomena yang paling diminati bagi wisatawan karena memiliki tantangan tersendiri untuk dimasuki, ditelusuri dan dieksplorasi. Di dalam mengembangkan kawasan karst dan gua sebagai tujuan wisata dibutuhkan inventarisasi, identifikasi dan perencanaan matang yang bersifat inter- serta multidisiplin, lintas sektoral dan terpadu. Perencanaan yang demikian berkaitan dengan sifat kawasan karst yang memiliki daya dukung rendah sehingga mudah rusak dan terbarui dalam kurun waktu yang sangat lama. Oleh sebab itu, keseimbangan yang dinamis antara sisi estetika dengan sisi pelestarian lingkungan perlu senantiasa dijaga dan dipertahankan.
Aspek Pengelolaan Air
Air tidak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi juga diperlukan oleh kawasan itu sendiri untuk dapat mempertahankan bentang alamnya. Proses kartifikasi akan berhenti apabila kawasan karst sama sekali tidak mengandung air, baik yang ada di permukaan maupun di bawah permukaan. Di kawasan karst juga sering ditemukan sungai-sungai pendek yang bersifat musiman (aktif hanya pada saat musim hujan). Di dalam lorong gua yang panjang dan luas juga sering ditemuka titik-titik air yang menempel di bagian atap dan dinding gua, yang setelah bergabung kemudian mengalir. Air yang demikian dinamakan air kondensasi.
Pengeksploitasian kawasan karst secara berlebihan dan tak terkendali yang tujuannya memanfaatkan semaksimal mungkin nilai ekonomi yang ada, akan membawa perubahan dan pengaruh buruk. Perubahan itu diikuti dengan menurunnya mutu dan nilai-nilai strategis kawasan karst secara cepat. Di tempat yang rusak ini tidak mungkin akan tumbuh batugamping baru, karena lingkungan geologinya sudah berbeda.
2. Nilai Kemanusiaan Kawasan Karst
Aspek Kependudukan
Pengeksploitasian kawasan karst secara berlebihan dan tak terkendali yang tujuannya memanfaatkan semaksimal mungkin nilai ekonomi yang ada, akan membawa perubahan dan pengaruh buruk. Perubahan itu diikuti dengan menurunnya mutu dan nilai-nilai strategis kawasan karst secara cepat. Di tempat yang rusak ini tidak mungkin akan tumbuh batugamping baru, karena lingkungan geologinya sudah berbeda.
2. Nilai Kemanusiaan Kawasan Karst
Aspek Kependudukan
Kawasan karst umumnya terletak di daerah yang sulit dijangkau, kecuali yang berada di pulau jawa. Keterisolasian penduduk kawasan karst dari dunia luar secara tidak disengaja disebabkan oleh kurangnya sarana jalan yang menghubungkan dengan daerah luar. Ditambah dengan keadaan alamnya yang tidak bersahabat, faktor-faktor tersebut menciptakan komunitas penduduk yang miskin, kurang gizi dan berpendidikan rendah.
Karakter penduduk karst yang dibentuk oleh lingkungan alam dan latar belakang sosio-budayanya yang bersifat turun-temurun memang berbeda di setiap kawasan (Samodra, 2000e). Perkampungan di kawasan karst umumnya dibangun disekitar mata air atau telaga, yang jumlahnya tidak begitu banyak. Dalam kurun waktu tertentu konsentrasi penduduk akan melebihi daya dukung kawasan karst itu sendiri, sehingga menimbulkan masalah tekanan penduduk yang cukup rumit.
Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya
Karakter penduduk karst yang dibentuk oleh lingkungan alam dan latar belakang sosio-budayanya yang bersifat turun-temurun memang berbeda di setiap kawasan (Samodra, 2000e). Perkampungan di kawasan karst umumnya dibangun disekitar mata air atau telaga, yang jumlahnya tidak begitu banyak. Dalam kurun waktu tertentu konsentrasi penduduk akan melebihi daya dukung kawasan karst itu sendiri, sehingga menimbulkan masalah tekanan penduduk yang cukup rumit.
Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya
Aneka ragam budaya yang tersebar luas di wilayah Nusantara dan selanjutnya menjadi ciri khas bangsa Indonesia bukannya tidak mungkin sebagian besar terlestarikan di kawasan karst. Kawasan kering yang terpencil karena sedikitnya prasarana jalan, atau dijauhi oleh manusia karena tidak menarik, justru melindunginya dari pengaruh budaya luar.
Aspek Kepercayaan, Agama dan Spiritual
Beberapa kawasan karst, khususnya gua mempunyai nilai sejarah, legenda, mistik dan kepercayaan yang diakui oleh penduduk di kawasan tersebut secara turun temurun.
Aspek Kesehatan
Pencemaran di kawasan karst terjadi melalui air yang masuk ke dalam sistem retakan celah batuan dan gua, yang selanjutnya meluas hingga sumber-sumber air yang ada di permukaan. Jenis pencemaran yang paling umum terjadi disebabkan oleh bakteri E.coli, yang terlarut pada air karst. Menurut Ko (1997), sesuai dengan karakteristik lahan, masalah kekurangan air, pangan dan gizi di kawasan kars adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Pertumbuhan badan yang relatif lambat, susunan gigi geligi yang tidak sempurna, prevalensi penyakit batu ginjal merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada penduduk kawasan karst (meskipun masing-masing karst mempunyai tingkatan yang berbeda-beda).
No comments:
Post a Comment