Relasi Pada Kelompok Kusir Delman


Terdapat beberapa relasi pada kelompok kusir delman, yakni relasi antara kusir-kusir dan kusir-penumpang. Relasi ini akan sangat penting terutama bagi kusir delman karena dengan adanya penumpang , maka mereka bisa mengais rejeki darinya. Namun, bagi penumpang sepertinya tidak demikian karena apabila tidak ada kusir delman maka mereka bisa saja mencari jasa angkutan lain yang tentunya lebih efisien, seperti mobil angkutan umum ataupun ojeg motor. Sehingga relasi ini hanya dibutuhkan oleh para kusir delman saja, pendapatan mereka meningkat atau menurun semuanya tergantung dari banyak sedikitnya penumpang yang memanfaatkan jasa angkutannya. 

Tanpa adanya penumpang, alat transportasi delman tidak akan bertahan, begitupun dengan alat transportasi lainnya. Seperti saat ini, satu per satu angkutan delman mulai menghilang. Hal itu dikarenakan ketatnya persaingan di lapangan, ketika mobil angkutan umum semakin padat ke setiap jurusan, kemudian ojeg motor yang bisa lebih cepat mengantar penumpang, ditambah dengan banyaknya kendaraan pribadi yang dimiliki oleh masing- masing penumpang tentunya membuat para kusir delman terabaikan. Kini setiap orang bisa dengan mudah mendapatkan kendaraan pribadi terutama kendaraan bermotor yaitu dengan cicilan yang sangat rendah, sehingga bisa menjangkau lapisan menengah ke bawah. Oleh karena itu tidak sedikit kusir delman yang memutuskan untuk mencari sumber penghidupan lain selain delman karena tidak bisa mempertahankan posisinya. Namun masih ada para kusir delman yang survive dalam mata pencaharian ini.

Selain relasi dengan penumpang, para kusir delman juga harus melakukan relasi dengan sesama kusir lainnya. Hal ini menunjang kebutuhan sosial masing- masing. Dalam bekerja, mereka harus bergaul dan berhubungan baik dengan sesama kusir agar terjadi keharmonisan dan meminimalisir berbagai macam konflik dalam bekerja. Misalnya dalam beroperasi, jika masing- masing tidak mengenal maka tidak akan terjalin komunikasi yang baik sehingga akan terjadi perebutan penumpang. Namun jika terjalin hubungan yang baik antar kusir maka mereka akan menciptakan suatu sistem pengoperasian yang terstruktur. Misalnya, ada delapan titik pengoperasian delman di Soreang, maka mereka akan membagi wilayah pengoperasiannya tersebut secara berurutan. Sehingga semuanya akan berjalan dengan lancar, tertib dan aman sehingga sistem seperti ini bertahan dari dahulu hingga sekarang. 

Dari semua pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kelompok kusir delman terjadi suatu sistem fungsional struktural. Empat masalah menurut Talcott Parsons yang diantaranya adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi dan latensi juga terdapat pada kelompok kusir delman tersebut. Para kusir delman harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar yang mulai bermunculan alat transportasi modern yang lebih efisien, hal ini termasuk kepada adaptasi. Kemudian dengan adanya relasi baik dengan penumpang dan sesama kusir akan tercapai suatu tujuan yakni mendapatkan penghasilan yang mencukupi dengan cara yang tidak merugikan orang lain, ini termasuk kepada goal attainment atau pencapaian tujuan. Dengan mengatur dan mengelola sistem pengoperasian secara bergiliran di beberapa titik termasuk kedalam integrasi. Selanjutnya latency atau pemeliharaan pola yang dilakukan oleh para kusir dengan cara mempertahankan pengoperasian secara bergiliran dan saling memotivasi untuk mempertahankan sumber penghasilan mereka pada delman yang meskipun tidak dapat dipungkiri ketatnya persaingan di lapangan terus terjadi. 

Selain itu, perubahan gaya hidup para penumpang yang terjadi dari yang menggunakan kendaraan umum menjadi kendaraan pribadi, dengan alasan agar lebih cepat akan menyebabkan ketidak-seimbangan peran para kusir delman. 

Karena Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Sedangkan status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu kelompok atau masyarakat. Untuk itu kami mengangkat tema mengenai kelompok kusir delman di daerah Soreang Kabupaten Bandung. Delman adalah suatu alat transportasi tradisional yang masih digunakan hingga sekarang di beberapa daerah di Indonesia.

Rodiyah Nur Hayati

I'm Eko Rio Wibowo as Photographer, Traveler, Sleeper.Enjoy!
"Here I just want to work, not racing to create works that are forced. So I'll let the cameras, feeling, and my desire to play."

Related Posts:

No comments:

Post a Comment